Jumat, 02 Desember 2016

KONFLIK, NEGOSIASI DAN PENANGANAN STRESS

你好(NI HAO) Blogger, waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah masuk bulan desember dan tidak lama lagi kita akan memasuki tahun 2017 dan say goodbye dengan tahun 2016.
Yah, kali ini saya akan membahas 3 topik dimana ada konflik, negosiasi dan penanganan stress.
Mari kita mulai dengan topik pertama :
1.       Konflik

Konflik berasal dari Bahasa Latin Configere yang berarti saling memukul. Dari segi sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Konflik sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari 2 orang/lebih.
Asumsi dasar konflik
§  Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam organisasi
§  Konflik dapat menyebabkan efek positif / negative
§  Ditangani dengan baik > meningkatkan kinerja dan kompetisi
§  Tidak ditangani dengan baik > disintegrasi dan permusuhan
Robbin (1984) menyatakan konflik adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mengimbangi usaha-usaha orang lain dengan cara merintangi yang menyebabkan frustasi dalam mencapai tujuan atau meningkatkan keinginannya.
Wujud dari konflik : sikap marah, perselisihan, pertengkaran, pengaduan ke pengadilan, unjuk rasa, pembiaran/apatisme, mendiamkan/boikot.
Faktor penyebab konflik :
a.       Perbedaan kebudayaan
b.      Perbedaan perasaan dan emosi
c.       Benturan kebutuhan
d.      Adanya persepsi/pandangan awal
e.      Perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat
f.        Benturan kepentingan
g.       Perbedaan status sosial
Faktor penyebab konflik menurut Soerjono S :
a.       Perbedaan perasaan, pendirian, pendapat
b.      Benturan kepentingan
c.       Perubahan sosial budaya dalam masyarakat
Sifat konflik :
1.       Konstruktif : konflik yang membawa pengaruh positif / menimbulkan keuntungan pada pihak yang berkonflik.
2.       Destruktif : konflik yang mengakibatkan kerugian dan berdampak merusak bagi yang berkonflik.
Penyebab konflik
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut :
o   Batasan pekerjaan yang tidak jelas
o   Hambatan komunikasi
o   Tekanan waktu
o   Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
o   Pertikaian antar pribadi
o   Perbedaan status
o   Harapan yang tidak terwujud
Konflik juga dibagi dalam dua kelompok dimana yaitu :
Kelompok konflik negative
Kelompok konflik positif
-Melihat konflik sebagai suatu kesatuan
-Mengenal beberapa tipe konflik
-Melihat konflik sebagai suatu masalah
-Melihat konflik sebagai bagian dari penyelesaian
-Menghindari, menekan, menahan konflik
-Mencari dan mendorong terjadinya konflik
-Percaya bahwa konflik bersifat merusak
-Percaya bahwa konflik berpotensi untuk membangun
-Melihat konflik tidak ada gunanya
-Melihat konflik sangat berguna
-Konflik menimbulkan kegelisahan dan pembelaan diri
-Konflik menciptkan kegembiraan, ketertarikan, fokus
-Masing masing individu mencari kemenangan
-Masing-masing individu berusaha untuk “memecahkan masalah”

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
-          meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
-          keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
-          perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
-          kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
-          dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
·         Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
·         Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
·         Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
·         Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

2.       NEGOSIASI

Secara umum kata "negosiasi" berasal dari kata to negotiate, to be negotiating dalam bahasa inggris yang berarti "merundingkan, membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi, dan atau menawar". Sedangkan kata-kata turunanya adalah antara lain "negotiation" yang berarti "menunjukkan suatu proses atau aktivitas untuk merundingkan, membicarakan sesuatu hal untuk disepakati dengan orang lain", dan "negotiable" yang berarti "dapat dirundingkan, dapat dibicarakan, dapat ditawar".
Negosiasi yaitu bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk  mencapai kesepakatan melalui diskusi formal.
Proses negosiasi ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak pertama disebut negosiator atau pamrakarsa negosiasi, dan pihak kedua disebut adversary atau lawan dalam negosiasi.
Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama.
Tindakan yang dilakukan agar negosiasi berjalan lancar yaitu :
1.       Mengajak untuk membuat kesepakatan
2.       Memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan
3.       Membandingkan beberapan pilihan
4.       Memperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan
5.       Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama
6.       Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi
Tujuan negosiasi
Tujuan negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan posisi setiap pihak
Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis, yaitu :
1.       Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan.
2.       Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama.
3.       Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masing-masing pihak merasa menang. (win-win solution)
Teknik-teknik dalam negosiasi
Ø  Teknik mengulur waktu (push-push-pull), teknik ini sangat penting dipergunakan oleh para pemula, dimana negosiator memperhatikan adversary (mengulur) dan kemudian diarahkan perhatiannya agar memihak kepada negosiator. Kunci keberhasilan cara ini adalah pengetahuan akan sasaran yang akan dicapai dan aspek mana yang akan dilepaskan.
Ø  Teknik mengalah untuk menang (lose-win), dalam teknik ini negosiator mengorbankan butir-butir masalah yang lemah dan mempertahankan yang kuat.
Ø  Teknik membagi perbedaan (split the difference), teknik penyelesaian negosiasi dengan membagi hasil perbedaan antara negosiator dengan adversary.
Ø  Teknik saling mendukung (piggyback). Istilah ini artinya menyelesaikan satu butir masalah negosiasi untuk memenangkan butir-butir masalah berikutnya.
Proses dan tahapan negosiasi
Tahap sebelum negosiasi dimulai
v  Perlunya pencermatan tentang pokok persoalan apa yang cenderung timbul dalam konteks kerja secara umum yang memerlukan negosiasi.
v  Pastikan siapa-siapa pihak yang terlibat dalam proses negosiasi.
v  Pastikan perlu tidak adanya negosiasi dalam sengketa yang terjadi.
v  Pastikan bagaiman kualitas hubungan di antara pihak-pihak yang bersengkata.
Tahap berlangsungnya proses negosiasi
v  Menetapkan persoalan pokok yang menjadi objek sengketa dari para pihak.
v  Menetapkan persoalan posisi dan kedudukan para pihak dalam perundingan.
v  Penyampaian argumentasi yang sistematis dan rasional dapat diterima oleh semua pihak.
v  Menyelidiki kemungkinan yang timbul dari argumentasi yang dikemukakan.
v  Menetapkan proposal penawaran alternative penyelesaian sengketa pada pihak lawan.
v  Menetapkan dan menandatangani persetujuan sebagai hasil negosiasi.
Tahap peninjauan negosiasi
Alasan dalam peninjauan negosiasi :
v  Untuk memeriksa apakah anda sudah mencapai tujuan.
v  Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman sangat berharap bagi negosiator.
v  Jika ya, maka pastikan apa yang sudah anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan anda.
Empat langkah dasar dalam bernegosiasi :
«  Hindari (minimalisir) penggunaan kata “TIDAK” dari pihak lain selama proses negosiasi
«  Gunakan berbagai perspektif. Perkenalkan gagasan atau ide anda sebaik mungkin dengan banyak cara, termasuk fitur-fiturnya.
«  Upayakan suasana terus-menerus yang mengarah pada pemecahan masalah bersama
«  Kepung pihak lain dengan data dan fakta yang akurat. Bila perlu sodorkan ide-ide alternaf.
 Hambatan dalam Keberhasilan Negosiasi
¤  Melihat negosiasi sebagai konfrontasi
Konfrontasi tidak diperlukan dalam negosiasi. Kenyataannya, negosiasi yang efektif dicirikan dengan pihak-pihak yang bekerjasama untuk mendapatkan solusi, daripada masing-masing pihak berupaya MEMENANGKAN kontes keinginan.
Selalu diingat bahwa sikap yang anda tunjukkan pada saat negosiasi (msl. keras, korporatif) akan menentukan tone dalam interaksi. Jika anda melakukan konfrontasi, anda akan berkelahi dengan tangan anda.
¤  Mencoba Menang Dengan Berbagai Cara
Jika anda "menang" maka harus ada yang kalah, dan akan menciptakan situasi yang kian sulit. Perspektif terbaik dalam negosiasi adalah mencoba untuk menemukan solusi dimana kedua pihak"menang" . Jangan melihat negosiasi sebagai kontes yang harus dimenangkan.
¤  Menjadi emosional
Adalah hal yang wajar menjadi emosional pada saat melakukan negosiasi yang penting. Namun, semakin kita emosional, semakin kita kurang membangun negosiasi yang konstruktif. Sangat penting untuk menjaga kendali.
¤  Tidak mencoba memahami orang lain
Karena kita mencoba menemukan solusi yang dapat diterima kedua belah pihak, kita perlu memahami kebutuhan dan keinginan orang lain . Jika kita tidak tahu kebutuhan atau keinginan orang lain, kita tidak dapat melakukan negosiasi dengan baik. Yang sering terjadi, ketika kita mencoba mencari tahu tentang seseorang, yang kita temukan adalah ketidaksetujuan yang tidak signifikan.
Fokus pada kepribadian, bukan isu biasanya, dengan orang yang tidak begitu kita sukai, kita cenderung menganggap betapa sulitnya orang tersebut. Ketika hal tersebut terjadi, negosiasi yang efektif tidak mungkin dilakukan. Maka penting untuk berpegang pada isu, dan menyingkirkan rasa suka atau tidak suka pada individu.
¤  Menyalahkan orang lain
Pada konflik atau negosiasi, masing-masing pihak memberikan kontribusi, yang menjadikannya lebih baik atau buruk. Jika anda menyalahkan orang lain karena kesulitan yang dibuat, anda akan menciptakan situasi kemarahan. Jika anda bertanggung jawab terhadap masalah, anda menciptakan semangat kerja sama.


Tips dan trik dalam negosiasi
-          Mengumpulkan perspektif orang lain
-          Dalam situasi negosiasi gunakan pertanyaan untuk mendapatkan info apa yang menjadi perhatian dan dibutuhkan seseorang.
-          Menyatakan kebutuhan kita
-          Menyiapkan opsi sebelumnya
-          Jangan berdebat
-          Pertimbangkan waktu
Ada waktu yang baik dan buruk untuk bernegosiasi. Waktu yang buruk adalah dimana:
a.       Tingkat kemarahan yang tinggi di salah satu sisi.
b.      Adanya masalah lain yang timbul.
c.       Tingkat stress yang tinggi.
d.      Kelelahan di satu sisi atau lainnya

3.       PENANGANAN STRESS

Menurut Hager (1999), Stress sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya.
Berhadapan dengan suatu stressor (sumber stress) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis.
Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya.
Jadi stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
Faktor kunci dari stress adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuan untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).
Oleh karena itu, semua orang rentan menderita stress.
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stress menjadi dua :
1)      Eustress > hasil respon terhadap stress yang bersifat sehat, positif dan konstruktif (bersifat membangun).
2)      Distress > hasil respon terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negative dan destruktif (bersifat merusak).
Baik distress maupun eustress dapat menimbulkan reaksi-reaksi stress berupa respon fisiologis maupun perilaku. Stress sudah diluar control ketika anda distress.
Stress berdampak negative
Efek hormone kortisol :
·         Peningkatan kadar gula darah
·         Peningkatan sekresi asam lambung
·         Melemahkan system kekebalan tubuh
·         Memicu penurunan pembentukan tulang
·         Menurunkan penyerapan kalsium
·         Peningkatan tekanan darah
·         Melambatkan sistem reproduksi
·         Anti inflamasi
Gejala kadar kortisol tinggi :
o   Kelelahan sepanjang hari
o   Sulit tidur
o   Depresi
o   Kemampuan kognitif terganggu
o   Berkurangnya kemampuan menangani stress
o   Penambahan berat badan (lemak banyak disimpan di daerah perut)
o   Tekanan darah tinggi
o   Penurunan libido / infertilitas sementara
o   Gula darah tinggi
o   Penurunan kepadatan tulang dan jaringan otot
Stressor ada dimanapun dan kapanpun, sehingga kemungkinan untuk stress juga selalu ada.
Yang diperlukan adalah memastikan respon kita terhadapa stress tidak negative (distress) dan kita tidak mengalami distress berkepanjangan, agar tidak membawa dampak negatif.
Mengendalikan kadar hormon kortisol :
-          Meditasi (mengurangi kortisol 20%)
-          Mendengarkan musik yang menenangkan (mengurangi 66%)
-          Tidur lebih awal / tidur siang (mengurangi 50%)
-          Minum teh hitam (mengurangi 47%)
-          Kunyah permen (mengurangi 12-16%)
-          Tertawa atau melakukan kegiatan yang menyenangkan / membuat bahagia (mengurangi 39%)
-          Pijat (mengurangi 31%)
-          Beribadah (mengurangi 25%)
Sekian dari artikel saya kali ini, semoga berguna bagi kita semua. terimakasih 再见 BYE BYE....