Sabtu, 10 September 2016

Pengantar Psikologi


Sabtu, 10 September 2016

Materi I  Pengantar Psikologi Pelayanan

BAB 1  Pengertian tentang Psikologi

Apa itu Psikologi? Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. (kutipan dari https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi). Ada pun beberapa pengertian tentang Psikologi menurut para ahli :
1. "Ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakekat dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa, logos = ilmu pengetahuan)." - Plato.
2. "Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia atau human behaviour." - Mac Dugall.
3. "Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mind (pikiran) atau The study of mind, tetapi dalam perkembangannya kata mind berubah menjadi behaviour (tingkah laku)." - Mussen & Rosenwieg. Jadi kesimpulan untuk pengertian Psikologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari karakteristik seseorang dari cara pemikiran, cara bicara dan tingkah laku orang tersebut.

BAB 2  Pentingnya Psikologi

Menurut anda Psikologi itu penting tidak ? Kita dilahirkan sebagai manusia sosial yang selalu berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Maka itu perlunya ada pemahaman diri kita sendiri dan diri individu lainnya. Dengan mempelajari Psikologi, kita dapat memahami perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Sebagai contohnya dalam seorang tour guide dengan travellernya, seorang tour guide harus tahu cara untuk membawa travellernya, dia harus mengetahui bahwa dirinya mempunyai pengetahuan yang luas, penampilan yang menarik, kesehatan prima dan perilaku yang menyenangkan dan juga harus tahu memahami perilaku setiap travelernya maka tour guide ini akan menjadi seorang tour guide yang handal.


BAB 3  Pengertian Psikologi Pelayanan

Psikologi Pelayanan adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam proses interaksi kerja di industri jasa pelayanan, yaitu antara pelanggan/tamu/klien/nasabah/pasien dan para petugas/pegawai/karyawan.





BAB 4  Ruang Lingkup Psikologi

1. Aktivitas Kognitif, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan daya kerja otak atau pikiran seperti, mengamati, menilai, menyimpulkan, berpendapat, berpidato dsb.
Contohnya : Seorang guru menilai muridnya dari sikap perilakunya apakah baik atau tidak baik.

2. Aktivitas Afektif, yaitu aktivitas yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia seperti marah, melamun, sedih, gembira, suka, tidak suka dsb.
Contohmya : Seorang Ibu yang lagi marah dan sedih karena anaknya berbuat salah.

3. Aktivitas Psikomotoris, yaitu aktivitas individu yang berkaitan dengan kerja organ-organ tubuh manusia, seperti berlari, menangis, memukul, menari, tertawa dsb.
Contohnya : Seorang penghibur yang membuat audiencenya terhibur, tertawa.

BAB 5  Tujuan Memahami Psikologi

1. Memahami Perilaku.
Contohnya : Seorang psikiater yang mengobati pasien harus mengetahui/memahami pikiran, perasaan, perilaku dari pasien agar ia dapat menolong dirinya dari gejala penyakit dalam proses terapi.
2. Memprediksi Perilaku.
Contohnya : Dalam proses terapi, Seorang Psikiater yang telah memahami pikiran, perasaan, perilaku dari pasien maka dia dapat memprediksi perilaku pasiennya untuk proses terapi yang lebih lanjut.
3. Mengubah Perilaku
Contohnya : Diskon di toko bisa mengubah perilaku seseorang, yang hanya mau beli 1 barang karena ada diskonnya, belinya jadi lebih banyak.

BAB 6  Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. Ada pun beberapa pengertian menurut para ahli :
1. Menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak dapat dilihat, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut.
2. Menurut Hadipranata (1980) bahwa, pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description) yang diberikan kepada konsumen-pelanggan, nasabah, dan sebagainya-serta dirasakan baik sebagai penghargaan maupun penghormatan.


Jadi kesimpulan untuk pengertian Pelayanan adalah sebuah interaksi dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang ingin terpenuhi kebutuhannya dan biasanya tidak dapat dilihat, hasilnya juga tidak dapat dimiliki oleh pihak lain.

BAB 7  Service Excellence in Hospitality

Smile for everyone : selalu tersenyum pada setiap orang.
Excellence in everything we do : selalu melakukan yang terbaik dalam bekerja.
Reaching out to every guest with hospitality : menghadapi setiap tamu dengan penuh keramahan.
Viewing every guest as special : melihat setiap tamu sebagai orang yang istimewa.
Inviting guest to return : mengundang tamu untuk datang kembali ke perusahaan kita.
Creating a warm atmosphere : menciptakan suasana hangat saat berhadapan dengan tamu.
Eye contact that shows we care : kontak mata dengan tamu untuk menunjukkan bahwa kita penuh perhatian terhadap tamu.

Menurut para ahli, strategi pengimplementasian service excellence yang akan membantu mencapai target atau tujuan yang diinginkan ada 6 yang meliputi strategi pelayanan, standar dan pengukuran pelayanan serta tolok ukurnya, bimbingan dan pelatihan dalam hal pelayanan, pemberdayaan staff dalam pelayanan, mengukur atau mengevaluasi kinerja pelayanan dan yang terakhir adalah penghargaan serta pengakuan terhadap pencapaian pelayanan.
Untuk dapat menjalankan keenam strategi service excellence tersebut dengan baik dibutuhkan komitmen dari pemimpin perusahaan untuk menyusun strategi yang pada akhirnya menelurkan hasil yang sering disebut sebagai Service Strategic Intent.
Di samping menerapkan keenam strategi tersebut dengan benar, menggunakan lembaga pelatihan yang tepat juga akan sangat membantu. Sebuah lembaga pelatihan sumber daya manusia dalam hal ini akan bermain sebagai pemberi dan pengasah kemampuan karyawan dalam hal profesionalisme sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam hal memberikan service excellence kepada konsumen.

BAB 8 Pelayanan Sebagai Komponen Produk Wisata

Produk wisata merupakan suatu suatu produk yang bersifat jasa dan komposit / terpadu dari berbagai komponen produk, yaitu :
1. Aksesibilitas = angkutan darat, laut, udara dan juga jalannya.
2. Fasilitas wisata = hotel, resort dan tempat tinggal lainnya.
3. Aktivitas wisata = camping, surfing, menyelam dan lain-lain
4. Objek = tempat yang bersejarah seperti Candi Borobudur.
5. Daya Tarik wisata = wisata alam , wisata budaya dll.

Pelayanan wisata memiliki karakteristik khusus, antara lain berperannya aspek pelayanan sebagai faktor penentu keberhasilan produk wisata tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan para pengguna produk wisata, yaitu para wisatawan / pengunjung.


BAB 9 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Memberikan Pelayanan.

1. Membangun citra positif
Ada 4 metode yang dapat membangun citra diri yang positf sebagai berikut :
a. Mengubah penampilan anda.
a.1. Berhentilah mengejar publisitas yang  menghambat anda.
a.2. Tentukan dan tunjukkan prinsip nilai diri anda.
a.3. Jadilah yang terbaik.
a.4. Perkenalkan kepribadian anda.

b. Berkomunikasi dengan banyak orang.
b.1. Lakukan komunikasi secara terbuka dan rutin dengan banyak orang.
b.2. Selalu bersosialisasi.
b.3. Temukan sekutu anda.
b.4. Usahakan anda tetap berkomunikasi walaupun anda sibuk.
b.5. Biarkan orang-orang melihat anda.

c. Mempromosikan diri anda.
c.1. Buat situs web pribadi.
c.2. Muncul dan aktif di media sosial.
c.3. Buat kartu nama yang unik.
c.4. Siap untuk pengambilan gambar terbaik.
c.5. Berusahalah memperbaiki penampilan anda.
c.6. Siapkan biodata tertulis yang baik.

d. Meraih keberhasilan jangka panjang.
d.1. Berikan lebih.
d.2. Ciptakan perubahan.
d.3. Berbicara.
d.4. Jagalah agar citra anda selalu baru.
d.5. Bermain untuk jangka panjang.

2. Berusaha mengerti terlebih dahulu.
Prinsip berusaha mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti, adalah kunci untuk komunikasi antar pribadi yang efektif. Intinya mendengarkan dengan empati, tidak segala sesuatu diterapkan sesuai keadaan diri kita.
Setelah itu, baru berusaha untuk dimengerti. Berusaha mengerti, membutuhkan tenggang rasa; berusaha untuk dimengerti membutuhkan keberanian. Menang/menang membutuhkan kadar yang tinggi dari keduanya. Jadi, di dalam situasi kesalingtergantungan, penting sekali bagi kita untuk juga dimengerti. Bukan sekedar mengerti, tetapi setelah itu tercapai… keberanian harus muncul juga untuk berusaha dimengerti.
(Kutipan dari https://nanapuspit.wordpress.com/2008/09/28/kebiasaan-5-berusaha-mengerti-terlebih-dahulu-baru-dimengerti/)

3. Mengenal karaktek pelanggan.

a. Golongan pelanggan pendiam.
Pelanggan yang memiliki karakter pendiam sesungguhnya dapat mempersukar kita dalam memahami apa yang dia perlukan. Pelanggan dengan karakter begini akan menerima apa saja yang kita tawarkan dan dia langsung setuju begitu saja. Watak ini sejatinya perlu diwaspadai sebab sewaktu-waktu akan menimbulkan kesalahpahaman atau adanya produk/ jasa yang kita tawarkan tidak sesuai dengan yang dia butuhkan setelah dia menggunakannya.

b. Golongan pelanggan bersahabat.
Komunikasi dua arah dengan bisa menyesuaikan watak pelanggan seperti ini secara tidak langsung akan memberi kepercayaan pelanggan terhadap keberlangsungan bisnis kita beserta pelayanan yang kita berikan. Tidak harus bersikap formal, tetapi harus bersikap luwes dan intim yang diharapkan pelanggan ini. Kalaupun sewaktu-waktu ada hal yang tidak sesuai dengan harapannya, biasanya tidak akan menimbulkan gejolak komplain yang luar biasa. Di sinilah suasana kekeluargaan menjadi solusi dalam mengatasi  masalah yang timbul suatu saat nanti.

c. Golongan pelanggan kritis.
Masih dikatakan wajar jika pelanggan kerap bertanya, cerewet, curiga, bahkan mungkin membanding-bandingkan produk/ jasa kita dengan produk/ jasa dari penyedia lain. Itu menandakan bahwa pelanggan ingin memastikan bahwa produk/ jasa yang dia perlukan sesuai dengan harapannya selain adanya kewaspadaan. Ini adalah tipe pelanggan yang selalu berhati-hati. Bersikap secara diplomatis dan tetap profesional adalah tantangan bagi kita.

d. Golongan pelanggan suka mengeluh.
Pelanggan seperti ini boleh dikatakan perfeksionis. Tipe ini perlu perhatian khusus agar tidak ada produk/ jasa kita yang dapat mengecewakannya.

e. Golongan pelanggan tidak bersahabat.
Entah ada angin apa secara tiba-tiba pelanggan ini membabi buta menyalahkan kita tanpa adanya alasan yang masuk akal alias mengada-ada. Motif yang ditemukan biasanya adanya keinginan untuk mendapatkan nilai lebih yang memang bukan haknya atau motif lainnya untuk menjatuhkan kita karena persaingan, dsb. Tipe pelanggan ini sebaiknya disikapi dengan tegas dan tunjukkan syarat dan ketentuan yang diberlakukan dengan kepala dingin. Jika tidak mempan, jalur hukum dapat diterapkan.
(Kutipan dari http://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-karakter-pelanggan/)


BAB 10  Perilaku Manusia dan Faktor Pembentuk

Faktor pembentuk :
1. Keturunan / Hereditas : Inteligensi dan Emosi
Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. (Kutipan dari http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-pengaruh-hereditas-keturunan_7.html

2. Lingkungan.
Lingkungan keluarga. Nilai-nilai yang berkembang dalam keluarga, kecenderungan- kecenderungan umum serta pola sikap kedua orang tua terhadap anak akan sangat mempengaruhi perilaku dalam semua tahap pertumbuhannya. Orang tua yang bersikap demokratis dan menghargai anaknya secara baik, akan mendorong anak itu bersikap hormat pada orang lain. Sikap otoritatit yang berlebihan akan menyebabkan anak menjadi minder dan tidak percaya diri.
  • Lingkungan sosial. Demikian pula nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan membentuk piransi sistem sosial, ekonomi, dan politiknya serta mengarahkan perilaku umum mereka. Yang kemudian kita sebut dengan budaya. Anak yang tumbuh di tengah lingkungan masyarakat yang menghargai nilai waktu, biasanya akan menjadi disiplin. Persaingan yang membudaya dalam suatu masyarakat akan mendorong anggota-anggotanya bersifat ambisius dan mungkin sulit mencintai orang lain.
  • Lingkungan pendidikan. Institusi pendidikan normal yang sekarang mengambil begitu banyak waktu pertumbuhan setiap orang, dan institusi pendidikan informal seperti media massa dan masjid, akan mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan nilai-nilai dan kecenderungan-kecenderungan yang berkembang dalam lingkungan tersebut. Orientasi pada sistematika dan akurasi pada pendidikan formal membuat orang bersikap hati-hati, teratur, dan jujur. Sementara nilai-nilai konsumerisme yang berkembang lewat media massa yang telah menjadi corong industri membuat orang menjadi konsumtif dan hedonis.
  • (Kutipan dari http://riopurboyo.com/2013/05/13/pembentukan-perilaku/)

    3. Kematangan (kognitif, afektif, psikomotorik, sosial).
    a. Aspek Kognitif - istilah "Cognitive" berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam KBBI disebutkan bahwa kognisi adalah proses pengenalan dan penafsiran oleh seseorang; kegiatan memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.

    b. Aspek Afektif - Menurut Haidar Putra Daulay dalam Pendidikan Islam mengatakan bahwa afektif adalah masalah yang berkenaan dengan emosi, berkenan dengan ini terkait dengan suka, benci, siampati, antipati, dan lain sebagainya. Dalam KBBI disebutkan bahwa yang dimaksud afektif adalah : 1. Berkenaan dengan perasaan, 2. Keadaan perasaan yang memengaruhi keadaan penyakit (penyakit jiwa), 3. Gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.

    c. Aspek Psikomotorik - Dalam KBBI psikomotorik berarti berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental.

    d. Aspek Sosial - Secara potensial manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoom politicon), kata Plato. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia manusia lain. Secepat individu menyadari bahwa di luar dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula ia menyadari bahwa ia harus belajar apa yang semestinya ia perbuat seperti yang diharapkan orang lain. Proses belajar untuk menjadi makhluk sosial ini disebut sosialisasi. Perkembangan sosial, dengan demikian dapat diartikan sebagai rangkaian dari perubahan yang berkesinambungan dalam perilaku individu untuk manjadi makhluk sosial yang dewasa.
    (Kutipan dari https://ansarbinbarani.blogspot.co.id/2016/01/aspek-aspek-pembelajaran.html)

    BAB 11  EMOSI

    Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
    Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
    Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)

    Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu :
    a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
    b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
    c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
    d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
    e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,  dan kemesraan
    f. Terkejut : terkesiap, terkejut
    g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
    h. malu : malu hati, kesal


    BAB 12  MANUSIA DAN KEBUTUHAN

    Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani.


    "Bahwa setiap individu memiliki tingkat kebutuhan tertentu, dari yang terendah sampai yang tertinggi, dan bila salah satu kebutuhan tingkat rendah terpenuhi, maka kebutuhan lain yang lebih tinggi akan mengikuti untuk dipenuhi." - Maslow.

    BAB 13  SOCIAL MOTIVES

    Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Misalnya, apabila seseorang merasa dia lelah,maka berarti dia membutuhkan istirahat ataupun tidur.

    Adapun 3 macam motif sosial, yaitu :
    1. Achievement Motivation
    Menurut Hall dan Lindzey, motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan atau memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain.

    McClelland and Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.

    Menurut Atkinson (1959), adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya yang menantang dan mempunyai reward yang bersifat intrinsik. Individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinngi mempunyai motif untuk meraih sukses.

    Sifat orang yang Achievement Motivation, yaitu : Gigih, Prestatif, Bertanggungjawab, Terbuka terhadap kritik, Kritis terhadap peluang, Suka tantangan, Kreatif, Senantiasa belajar.


    2. Affiliation Motivation

    Motivasi Afiliasi adalah kebutuhan untuk berhubungan atau menjalin ikatan sosial dengan orang lain. Afiliasi mencakup kebutuhan seseorang untuk menjalin pertemanan, mencintai dan perasaan bahwa seseorang merupakan bagian dari kelompok sosial. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang cenderung akan mengalami distress.
    (Kutipan dari http://slideplayer.info/slide/2987265/)

    Sifat orang yang Affiliation Motivation, yaitu : Akrab, Hangat, Kebersamaan, Ceria, seru,
    ramai diantara teman, Persahabatan.

    3. Power Motivation
    Tujuan motivasi berpengaruh adalah kekhawatiran dengan memiliki dampak, dengan reputasi dan pengaruh. Konsep ini sering disebut "motivasi kekuasaan." Orang-orang yang berpengaruh termotivasi berusaha untuk berlatih yang kuat, tindakan berpengaruh, menghasilkan emosi yang kuat pada orang lain, dan mengungkapkan keprihatinan untuk reputasi atau posisi di dunia. Mereka biasanya mentor sukses, pelatih, atau instruktur dari orang lain. Mereka mencari posisi kepemimpinan, otoritas, dan status. Mereka biasanya manajer yang efektif dan meraih tingkat tertinggi di organisasi.
    (Kutipan dari https://ericchaump.wordpress.com/2011/06/17/defining-motivation-the-3-major-social-motives/)

    Sifat orang yang Power Motivation, yaitu : Prestise, Kekuasaan, Menguasai, Mempengaruhi orang lain, Status menjadi perhatian

    Contoh :
    Tugas yang diberikan dari guru dalam bentuk kelompok.
    1. Power Motivation : dia akan maju untuk menjadi ketua.
    2. Achievement Motivation : dia akan membandingkan prestasi sendiri dengan orang lain di kelompoknya.
    3. Affiliation Motivation : dia cukup ada kelompok untuk kerjasama.

    BAB 14  Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
    a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
    • Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
    • Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
    • Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
    • Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
    • Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
    b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
    • Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
    • Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
    • Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
    • Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

    BAB 15  Karakteristik Motif

    Menurut Nimran (2004) pada dasarnya ada 3 karakteristik pokok dari motivasi, yaitu :
    1. Usaha
    Karakteristik pertama dari motivasi, yakni usaha, menunjuk pada kekuatan perilaku kerja seseorang atau sejumlah yang ditunjukkan oleh seseorang dalam pekerjaannya. Tegasnya hal ini melibatkan berbagai macam kegiatan dan bermacam-macam pekerjaan.

    2. Kemauan keras
    Karakteristik kedua dari motivasi, yakni menunjukkan pada kemauan keras yang didemonstrasikan oleh seseorang dalam menerapkan usahanya kepada tugas-tugas pekerjaannya.

    3. Arah / tujuan
    Karakteristik ketiga dari motivasi, yakni bersangkutan dengan arah yang dituju oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang yang pada dasarnya berupa hal-hal yang menguntungkan.

    Demikian artikel pengantar psikologi pelayanan ini saya buat. Jika ada masukan dan kritik, silakan tulis saja di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.

    4 komentar: